Sabtu, 29 Oktober 2011

Lutung Budeng : The Lone Ranger

Lutung budeng (Trachypithecus auratus) menurut referensi hidup berkelompok. Endemik Indonesia ini di tengah keluarganya saling bekerja sama, saling membantu mengasuh anak-anaknya. Saling membutuhkan satu sama lain. Tapi pertengahan tahun 2010 di tepian hutan Gunung Merapi fotografer Orca Kosmas Mahendra mengabadikan seekor lutung mengikuti sekelompok kera ekor panjang (Macaca fascicularis). Di manakah keluarganya sendiri?

Meski populasinya merosot tajam dan sudah terancam punah semoga ia bukan lutung terakhir di Merapi. Sebab macaca yang berada di sekitarnya sering dituding sebagai hama dan tidak terlindung undang-undang. Di salah satu situs resminya pemerintah menyebut macaca “masih melimpah dan di beberapa tempat menjadi hama tanaman pangan yang ditanam di tepi hutan .. Sifatnya sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru/lingkungan manusia.”

Artinya jika dianggap merusak tanaman pangan di tepi hutan mereka boleh dibunuh, meskipun dulunya – dan idealnya – merekalah yang memiliki hutan. Macaca yang “beruntung” akan ditangkap, dijual, dan dipaksa beradaptasi dengan lingkungan manusia, terutama untuk membantu mencari nafkah dengan berperan sebagai Sarimin. Tapi di pasar satwa Yogyakarta pedagang mengakui ada konsumen yang mencarinya untuk obat alternatif.  

Tepian hutan yang lekat dengan sentra wisata dan pemukiman juga mendorong koloni macaca mendekati kerumunan manusia jika persediaan pangan di dalam hutan menipis. Jika si lutung bergantung pada mereka, ancaman terjerat jebakan menjadi amat lebar.

Setelah erupsi Merapi menjelang akhir 2010 nasibnya belum jelas.

Foto : Kosmas Mahendra        Teks : Adam Herdanto